Surabaya, 21 Juli 2020. Kapal Selam (Kasel) Nagapasa Class laksanakan undocking pada Selasa, 21 Juli 2020 tepat pukul 09.35, bersama dengan proses tersebut selesai sudah pengerjaan Pemeliharaan Tingkat Menengah (Harmen) Kasel Nagapasa Class. Kasel tersebut meninggalkan Graving Dock Irian PT PAL Indonesia (Persero) menuju home base-nya di Koarmada 2 TNI AL. Sebelumnya Kasel tersebut menjalani pemeliharaan dan maintenance selama 25 hari.
Level pemeliharaan yang dilakukan adalah level pemeliharaan tingkat menengah (Harmen) sistem bangunan kapal, sistem pendorongan, sistem navigasi dan bahari, navigasi, sistem penginderaan, serta sistem senjata. Pemeliharaan Kasel Nagapasa Class tersebut berbeda dengan pemeliharaan kapal-kapal permukaan baik kombatan maupun non-kombatan. Pemeliharaan kapal selam selain memiliki kesulitan tersendiri juga menuntut ketelitian dan perlakuan khusus.
Sekretaris Perusahaan PT PAL Indonesia (Persero) Rariya Budi Harta ketika diwawancarai saat proses undocking menegaskan bahwa keberhasilan proyek pemeliharaan Kasel Nagapasa Class ini menunjukan kapabilitas PT PAL Indonesia (Persero) secara utuh sebagai galangan yang memiliki kemampuan pembangunan dan pemeliharaan Kapal Selam. Momen tersebut juga istimewa karena di saat yang bersamaan 3 unit Kasel berada di PT PAL Indonesia (Persero). Satu yang baru saja selesai docking, kedua Kasel Alugoro yang dibangun di PT PAL Indonesia (Persero) masih dalam proses sea trial dan saat ini berada di dermaga Kasel, ketiga KRI Cakra-401 yang sedang menjalani program overhaul di hangar Fasilitas Kapal Selam (Faskasel) PT PAL Indonesia (Persero).
Kapal selam merupakan salah satu Alutsista yang memiliki daya penggentar (deterrence) tinggi, Kapal selam memiliki karakteristik kerahasiaan yang tinggi, dapat beroperasi secara senyap, memiliki kapabilitas perang bawah dan permukaan, hingga kemampuan menyusupkan pasukan khusus di depan maupun belakang garis pertahanan musuh. Untuk semakin memantapkan karakteristik tersebut, teknologi kapal selam pun berkembang seperti teknologi diesel elektrik yang semakin mengeliminasi kebisingan dan medan magnet sehingga sulit untuk dideteksi. Atas dasar tersebut kepemilikan kapal selam menjadi keniscayaan bagi sebuah negara, khususnya negara pantai dan kepulauan. Absolute Deterrence Effect akan tercipta ketika sebuah negara tidak hanya mampu membeli armada kapal selam, namun juga memiliki kemampuan untuk membangun dan melaksanakan pemeliharaan kapal selam secara mandiri. Melalui kemampuan penguasaan teknologi kapal selam, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mampu membangun dan melakukan pemeliharaan kapal selam.
Disiapkan oleh: Departemen Humas PT PAL Indonesia (Persero).